Tupperware Brands Corporation (TUP), merek wadah rumah tangga kesayangan ibu-ibu dikabarkan telah menunjuk sejumlah penasihat keuangan dan bisnis, termasuk Moelis & Co., Kirkland & Ellis LLP dan Alvarez & Marsal. Mengutip sumber WSJ, ini merupakan upaya perusahaan dalam mewaspadai kemungkinan kebangkrutan.
Perusahaan yang berbasis di Orlando, Florida, Amerika Serikat itu sedang ketar-ketir karena di minggu ini Tupperware mungkin tidak dapat melanjutkan kelangsungan usahanya. Saat ini, perusahaan sedang menjajaki opsi untuk meningkatkan likuiditas, termasuk meningkatkan pembiayaan dari investor dan menjual kepemilikan real estatnya.
Selain bank investasi Moelis & Co. dan firma hukum Kirkland & Ellis LLP, perusahaan tersebut telah bekerja sama dengan penasihat turnaround Alvarez & Marsal. Baik Alvarez & Marsal, Moelis dan Kirkland belum memberikan komentar.
Juru bicara perusahaan wadah favorit emak-emak Indonesia itu mengatakan bahwa mereka bekerja sama dengan penasihat keuangan untuk memperbaiki struktur modal mereka. Mereka sebut aksi ini sama dilakukan seperti perusahaan lain yang terkena dampak pandemi, inflasi, dan suku bunga tinggi.
Tupperware mengatakan awal pekan ini bahwa mereka telah tertekan oleh biaya bunga yang lebih tinggi dan kondisi bisnis internal dan eksternal yang menantang yang membatasi aksesnya ke uang tunai.
Menurut perusahaan penyedia jasa informasi Markit, pinjaman senior Tupperware diperdagangkan di harga diskon, 51,75 sen per dolar pada hari Selasa lalu.
Merek wadah dapur itu telah mengalami penurunan penjualan dalam beberapa tahun terakhir. Penjualan turun 18% menjadi sekitar US$ 1,3 miliar pada tahun 2022 dari tahun 2021.
Perusahaan, yang mendistribusikan produknya di lebih dari 70 negara, penjualannya juga dirugikan oleh pembatasan aktivitas Covid-19 yang membatasi mobilitas konsumen. Tupperware, yang dibangun di atas tenaga penjualan konsumen setia yang menjajakan produk ke teman dan kenalan, telah berupaya mendigitalkan bisnis penjualan langsungnya.