Soal Potensi Predatory Pricing, Ini Komitmen TikTok-Tokopedia

TikTok dan Tokopedia menegaskan komitmennya untuk menghadirkan platform yang bersaing sehat dan adil bagi semua pedagang (merchant/seller) pasca sinergi dan kolaborasi antara TikTok-Tokopedia yang menghadirkan lagi TikTok Shop Indonesia.
Sebelumnya sempat ramai isu adanya predatory pricing atau potensi terjadinya praktek menjual produk dengan harga di bawah biaya produksi di sektor e-commerce setelah TikTok menggandeng Tokopedia.
Kepala Komunikasi TikTok Indonesia, Anggini Setiawan, mengatakan, bahwa perusahaan terus berkomitmen dalam menghadirkan platform yang bisa merangkul dan adil bagi semua pedagang.
“Kami telah mempersiapkan proses https://buddykas.site/ deteksi proaktif, serta memonitor lebih dari 1.600 kategori secara ketat, termasuk busana, kosmetik, kebutuhan sehari-hari dan lebih banyak lagi,” kata Anggini, dalam keterangan yang disampaikan kepada CNBC Indonesia, dikutip Kamis (14/12/2023).
Anggini menegaskan, pihaknya akan mengambil langkah tegas untuk mencegah penawaran harga yang tidak wajar untuk kategori produk tersebut.
“Hal ini dapat meliputi menghapus produk dengan harga tidak wajar tersebut,” tegas Anggini.
Pada Senin pekan ini (11/12), PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), dan TikTok mengumumkan kemitraan strategis untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi digital Indonesia dengan fokus pada pemberdayaan serta perluasan pasar bagi pelaku UMKM nasional.
Sebagai bagian dari kemitraan strategis ini, bisnis Tokopedia dan TikTok Shop Indonesia akan dikombinasikan di bawah PT Tokopedia, di mana TikTok akan memiliki pengendalian atas PT Tokopedia. Fitur layanan belanja dalam aplikasi TikTok di Indonesia akan dioperasikan dan dikelola oleh PT Tokopedia.
TikTok akan menginvestasikan lebih dari US$ 1,5 miliar, sebagai komitmen jangka panjang untuk mendukung operasional Tokopedia, tanpa dilusi lebih lanjut pada kepemilikan GoTo di Tokopedia.
Transaksi tersebut diharapkan akan selesai pada kuartal pertama tahun 2024 dan dalam transaksi ini, Goldman Sachs bertindak sebagai penasihat keuangan untuk Grup GoTo.
Sebelumnya, pada Selasa lalu (12/12), Direktur Eksekutif E-commerce, TikTok Indonesia, Stephanie Susilo, mengatakan,bahwa tujuan kolaborasi ini adalah untuk mendukung konsumen dan UMKM Indonesia. Pihaknya menyadari di Indonesia, UMKM lokal memainkan peran besar dalam perekonomian dan masyarakat.
Selama dua tahun terakhir, katanya, TikTok mampu menghadirkan pengalaman berbelanja yang menghasilkan ekosistem bisnis yang terus bertumbuh, mengakomodasi hampir 6 juta bisnis lokal, dan hampir 7 juta kreator affiliate telah menggunakan platform TikTok untuk meningkatkan penghidupan mereka.
“Kami memiliki hampir 90.000 penjual dan kreator affiliate yang secara aktif terlibat dalam program pelatihan TikTok, seminar, dan program pembelajaran lainnya untuk membantu mereka mengembangkan bisnis,” kata Stephanie.
“Seiring berkembangnya teknologi, ekonomi digital menjadi salah satu prioritas Indonesia, TikTok bertujuan untuk terus berkontribusi dengan menggunakan kemampuan inovatif kami dan mendukung UMKM di Indonesia,”tambahnya.